infokomnews.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Yahya Cholil Staquf, menegaskan bahwa tayangan di salah satu program Trans7 bukan sekadar menyinggung pribadi KH. Anwar Manshur, melainkan mencerminkan ekspresi permusuhan terhadap komunitas pesantren Nahdlatul Ulama secara keseluruhan.

Menurut Gus Yahya, sikap PBNU dan warga Nahdliyin dalam merespons persoalan ini bukan didorong oleh kemarahan personal, melainkan oleh tanggung jawab moral untuk menolak segala bentuk provokasi yang berpotensi memecah belah bangsa.

“PBNU memandang serius setiap tindakan yang mengandung unsur provokatif dan berpotensi menimbulkan kebencian antarkelompok. Tayangan yang mengandung unsur SARA dan mengobarkan permusuhan terhadap kalangan pesantren adalah ancaman nyata terhadap harmoni dan persatuan nasional,” ujar Gus Yahya.

PBNU menegaskan bahwa Indonesia dibangun di atas semangat keberagaman, dan segala bentuk tindakan yang merusak integritas sosial harus dihentikan.

“PBNU menuntut agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali, demi menjaga keutuhan bangsa, martabat pesantren, dan nilai-nilai toleransi yang menjadi fondasi utama Republik Indonesia,” tegasnya.