
Keterangan Gambar : Inspektur Upacara Sahabat H. Syafiq Syauqi (Istimewa)
infokomnews.com - Gerakan Pemuda Ansor memperingati HUT RI ke-80 dengan menggelar Upacara Kemerdekaan di halaman Kantor Pimpinan Pusat GP Ansor, Jakarta Pusat, Minggu (17/8).
Dilaksanakan dengan sederhana, upacara kemerdekaan berlangsung khidmat dan penuh refleksi. Inspektur upacara, sahabat Syafiq Syauqi mengatakan para pendiri bangsa dengan segala kemampuan yang mengucur dalam peluh dan darahnya, telah menitipkan seluruh potensi dan kekayaan yang dimiliki Indonesia untuk sepenuhnya dirasakan oleh segenap rakyat Indonesia.
“Para Presiden Republik Indonesia mulai dari Soekarno hingga Bapak Joko Widodo telah mengeluarkan segala ikhtiar dan kemampuannya untuk menggenapi mimpi-mimpi kemerdekaan. Dan sekarang, Bapak Presiden Prabowo melanjutkannya dengan upaya yang tidak kalah besar energinya,” ucap Kepala Satkornas Banser tersebut.
Dalam perjalanannya, kehidupan sosial, agama dan ekonomi masih menghadirkan gejala ketimpangan. Realitas keberagaman tidak sepenuhnya menghadirkan ruang nyaman bagi seluruh warga yang memiliki keberagaman identitas sosial dan keagamaan.
“Kita masih menghadapi realitas di mana pendirian tempat ibadah hingga menjalankan aktivitas ibadahnya dari keyakinan mereka yang berbeda, dianggap salah oleh yang lain. Tidak cukup bagi kita menganggap purna tugas untuk keberagaman bangsa Indonesia hanya karena Riyanto sudah melakukannya,” paparnya.
Selain keberagaman yang masih menyisakan catatan kaki, Gus Syafiq juga melihat turbulensi dalam aspek ekonomi. Dunia global, lalu Indonesia menghadapi tantangan ekonomi yang tidak stabil. Oleh karenanya, saat GP Ansor menawarkan toleransi ekonomi, ini harus diwujudkan dalam keseharian hidup organisasi dan aktivitas masyarakat.
“Di tengah situasi global yang mengalami turbulensi, di saat Indonesia lagi kendor daya belinya, GP Ansor melalui H. Addin Jauharudin menggelorakan toleransi ekonomi. Ia sediakan wadahnya, ia galang kesadaran kader-kader di bawah, ia wujudkan dalam Badan Usaha Milik Ansor dan Patriot Ketahanan Pangan. Toleransi Ekonomi bukan hanya sekadar tagline, tetapi ia platform untuk mewujudkan kemandirian organisasi dan kesejahteraan bagi kader,” ujarnya.
Toleransi ekonomi, ia menambahkan, adalah realisasi dari mimpi-mimpi gemilang untuk menciptakan lapangan pekerjaan, memperluas peluang usaha, hingga membentuk keterampilan dan meningkatkan kompetensi.
“Sehingga kita bisa berperan mengikis kemiskinan dan ketimpangan ekonomi lainnya yang membuat masyarakat tidak berdaya secara ekonomi,” tambahnya.
Untuk terus memberikan sumbangsih mengisi kemerdekaan, Gus Syafiq mengajak seluruh kader Ansor untuk menguatkan konsolidasi organisasi untuk memberikan dampak signifikan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Karena itu sangat penting untuk menunjukkan kita sebagai satu kesatuan, satu kesolidan dan kekuatan, yang apabila digerakkan sesuai dengan arah dan irama sama, bisa memberikan sumbangsih besar bagi semesta,” pungkasnya.











LEAVE A REPLY